Pangkal pinang
(AGRO INDO NEWS) - Harga karet di tingkat pedagang pengumpul di Kota Pangkal pinang,
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, naik menjadi Rp7 ribu dari sebelumnya Rp5
ribu per kilogram. "Harga karet kembali naik karena permintaan pabrik
pengolahan karet kering di Bangka meningkat," ujar salah seorang pedagang
pengumpul karet a.n : Wiza Perla (27) di Pangkalpinang, Muin, Kamis.
Ia
menjelaskan, kenaikan harga karet berdampak positif langsung pada transaksi
yang kembali meningkat. Transaksi sebelumnya sempat sepi karena harga turun
drastis dari Rp12 ribu per kg menjadi Rp5 ribu per kg. "Saat ini karet
basah yang berhasil dikumpulkan mencapai 400 kilogram per hari jika
dibandingkan sebelumnya hanya berkisar 100 hingga 200 kilogram," ujarnya.
Ia mengatakan
kenaikan harga karet tidak diketahui secara pasti, namun yang jelas permintaan
pabrik akan karet kembali meningkat.
"Murahnya
harga karet di tingkat pedagang pengumpul akhir tahun 2017 lalu memukul ekonomi
petani karet," ujarnya.
Menurut dia,
saat ini petani berlomba-lomba mengembangkan perkebunan karet karena prospeknya
cukup menjanjikan, terlebihnya pengelolaan perkebunan ini cukup murah jika
dibanding komoditas lainnya seperti lada dan sawit yang membutuhkan biaya
besar.
"Saat
ini sebagian besar ekonomi keluarga petani bergantung dari hasil penjualan
getah karet. Apabila harga karet turun akan berdampak langsung pada daya beli
petani di pasar," ujarnya.
Ia berharap
harga karet kembali membaik sehingga petani semakin bersemangat mengembangkan
perkebunan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya. "Diperkirakan
harga karet akan kembali membaik seiring meningkatnya permintaan pabrik dan
eksportir karet kering," ujarnya.
No comments:
Post a Comment